Berapa banyak ketakutan di dunia ini akan kematian? Apa kau takut mati, sayang? Aku sering berkata kepadamu, “Aku ingin mati muda! Amin!”. Kau pun mengerutkan dahi putihmu mempertemukan alis tipis di tengah chakra ajna-mu. Aku pun tertawa melihat ekspresimu itu, kau tampak lucu seperti bayi yang kebingungan karena sebuah kata yang belum dipahaminya. Wajar jika kau menanggapinya seperti itu tapi aku benar-benar serius dengan ucapanku.Hidup yang tak pernah tamat ini sangat melelahkan. Ada hidup ada mati. Ada penderitaan ada kedamaian. Jika hidup adalah penderitaan maka mati adalah kedamaian. Ya, memang demikian. Mengapa mereka berkata, “Aku belum siap mati, bekalku belum cukup!”?! Lantas, kapan mereka siap untuk mati?! Tidak akan pernah, tentu itu jawabannya.Mereka yang takut mati atau bermain kata dengan ketidaksiapan akan kematian adalah orang-orang yang terlena akan kehidupan. Kematian adalah kebahagiaan terbesar di dunia. Coba pahami kalimat ini, aku tidak berbicara seenak perutku. Kematian adalah momen terindah di setiap kisah di dunia ini bahkan melebihi kebahagiaan akan pernikahan. Percaya? Aku tidak takut mati malah sebaliknya aku sangat takut akan kehidupan. Hidup yang pernah aku lalui, hidup yang kini aku jalani, dan hidup yang akan aku tempuh. Tidakkah pernah semua itu menyeramkan untukmu? Tak pernah ada kisah kehidupan di dunia ini yang tak tersentuh oleh penderitaan. Mereka yang hidup akan berlari-lari, berteriak, meronta, tertawa, menangis, gila, dan pada akhirnya adalah kejenuhan. Berbeda dengan kematian, hanya satu kata yaitu diam. Aku ingin mati muda karena aku tidak ingin mengalami masa renta, sakit, dan tua. Tapi, itu bukan alasan yang benar-benar mendasar. Aku ingin mati muda bahkan saat ini juga jika Engkau berkenan karena aku benar-benar rindu untuk pulang, Tuhan. Tapi aku tahu, ada kisah yang tidak kuketahui yang membuatku hidup saat ini, karma. Sejatinya yang aku dan kau takutkan adalah sama, sayang! Karma, yang membuat kita menjalani kisah yang membuat kita hidup, menderita dalam dosa dan bersukacita karena pahala. Apa yang kau takuti selama ini bukanlah kematian melainkan kehidupan setelah kematian yang tidak pernah dapat kau bayangkan. Apa kubilang, hidup itu adalah gerak dan derita, dan mati itu adalah diam dan damai. Kau ingin bahagia, sayang? Berhentilah memikirkan hidup atau menghidupkan pikiran, berpikirlah tentang mati dan matikan pikiran. Mati selagi hidup. Aku ingin mati muda!
Amin!
Amin!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar