Proses rekaman dalam format analog yang
telah lama ditinggalkan oleh studio-studio di Indonesia kini mulai
‘bangun’ dari mati surinya. Adalah Studio 9 yang dimotori oleh Ivan S.
Ambri memulai pergerakan untuk berproduksi kembali secara analog. Sebuah
misi yang cukup menantang mengingat banyak faktor yang harus dibenahi
setelah studio ini bangkit kembali dari hibernasi selama 8 tahun.
Studer A80 24 track tape machine
Tetapi, tak ada halangan yang berarti bagi studio yang pertama kali
beroperasi tahun 1981 ini. Untuk urusan tape machine, Mas Ivan sengaja
‘menculik’ bapaknya tape machine Studer Indonesia, Pak Clemens
Angkadiredja atau yang biasa dipanggil Clem. Banyak hal yang harus
dibenahi tapi pada akhirnya tape machine pun dapat menjalankan tugasnya.
Pada saat kami berkunjung ke sana, sedang dilakukan persiapan rekaman
drum ‘DeadSquad’ sebuah band Death Metal dari Jakarta.
Pak Clemens Angkadiredja
Deretan preamp dahsyat dari Big Knob Audio. (atas:Rupert Neve 5024,Chandler Germanium,API 3124+,Phoenix DRS-8)
Dalam sesi kali ini kami ikut mendukung pergerakan yang dilakukan
Studio 9 dengan beberapa preamp pilihan di antaranya Phoenix DRS-8,
Rupert Neve 5024, API 3124+, dan Chandler Germanium. Selain itu ada juga
beberapa microphone Heil, Mojave, dan AEA yang digunakan dalam sesi
rekaman. Sedikit bocoran, selain DeadSquad ada juga Zi Factor, Barry
Likumahua Project, ADA Band, serta Dewa Budjana yang sudah tertarik
untuk mendukung pergerakan ini. Pastinya sangat menarik untuk
mendengarkan hasilnya nanti ketika dirilis. Viva la Resolucion! -ryr
Video 'behind the scene' Deadsquad di Studio 9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar